Saturday, September 30, 2017

21

Jutaan orang diluar sana sering bilang bahwa
Waktu itu jalannya cepet banget.

Dan, ya gue pun juga sama seringnya mengucap kata-kata itu.
Saking cepetnya kadang bikin gue jadi takut.

Takut?
Iya, usia makin bertambah, tapi kedewasaan ya cuma disitu-situ aja (ini termasuk pemikiran dewasa gak, sih?)

Selama 21 tahun gue hidup, 21 woy.

((kalau dipikir-pikir postingan pertama di blog ini pas gue SMP kelas 8, ya kurang lebih pas 13 tahun kali ya? omg timeflies bgt. Tapi cara penulisan makin membaik kan? eh iya kan?:p ))

/back.

21 tahun.

Di umur yang bisa dibilang masuk ke tahap dewasa muda (dewasa bgt nih?) lumayan banyak pengalaman asem pait manis kecut terutama dalam berteman.

Dulu, waktu masih sekolah punya temen yang sifatnya rata-rata seragam, ya nggak juga sih cuma gak beda jauh lah dan permasalahan yang ada juga seputar itu-itu aja, yang kalo berantem besoknya juga hahahahaha hihihi lagiii. Yhaaaaa pertemenan di sekolah emang nggak ada duanya, sih.

Pas masuk ke jenjang kuliah,
wah, gila sih

manusia seberagam itu.

Dulu, gue pikir kisah "drama" pertemanan itu bakalan the end setelah tamat sekolah, dan yha gue salah besar.
Justru malah jadi hal yang cukup menantang.

Gue akui sih, kita semua memiliki banyak perbedaan, dari sikap, background, stories, dan pemikiran juga berbeda.

Kadang perbedaan suka bikin muak nggak sih? Karena ekspektasi nggak sesuai realita, ini yang jadi penyebab "kok sikap dia gitu sih? kok dia begini ya? kok kok kok" dan yang lebih ekstrim "bisa hargain gue dulu nggak?"
Inget rumus fisika dulu nggak yang aksi = reaksi, ternyata bisa diaplikasiin juga di pertemanan ini,
simpelnya, kalau mau dihargai, ya coba untuk menghargai orang terlebih dahulu.
Kalau semua hanya ingin mendapat reaksi tapi tanpa aksi, ya jangan pernah berharap.
Tapi, kalau udah mencoba untuk menghargai dengan sebaik-baiknya, 

Jawabannya cuma satu,

kita ngga bisa memaksa orang untuk selalu menjadi apa yang kita mau.

Terasa nggak adil, iya.
Semacem egois, iya.

Yah, itu lah manusia

Gue selalu beranggapan bahwa hal ini membuat diri gue jadi jauh lebih dewasa,
Menaikan level kesabaran,
dan ikhlas....

No comments:

Post a Comment

Saturday, September 30, 2017

21

Jutaan orang diluar sana sering bilang bahwa
Waktu itu jalannya cepet banget.

Dan, ya gue pun juga sama seringnya mengucap kata-kata itu.
Saking cepetnya kadang bikin gue jadi takut.

Takut?
Iya, usia makin bertambah, tapi kedewasaan ya cuma disitu-situ aja (ini termasuk pemikiran dewasa gak, sih?)

Selama 21 tahun gue hidup, 21 woy.

((kalau dipikir-pikir postingan pertama di blog ini pas gue SMP kelas 8, ya kurang lebih pas 13 tahun kali ya? omg timeflies bgt. Tapi cara penulisan makin membaik kan? eh iya kan?:p ))

/back.

21 tahun.

Di umur yang bisa dibilang masuk ke tahap dewasa muda (dewasa bgt nih?) lumayan banyak pengalaman asem pait manis kecut terutama dalam berteman.

Dulu, waktu masih sekolah punya temen yang sifatnya rata-rata seragam, ya nggak juga sih cuma gak beda jauh lah dan permasalahan yang ada juga seputar itu-itu aja, yang kalo berantem besoknya juga hahahahaha hihihi lagiii. Yhaaaaa pertemenan di sekolah emang nggak ada duanya, sih.

Pas masuk ke jenjang kuliah,
wah, gila sih

manusia seberagam itu.

Dulu, gue pikir kisah "drama" pertemanan itu bakalan the end setelah tamat sekolah, dan yha gue salah besar.
Justru malah jadi hal yang cukup menantang.

Gue akui sih, kita semua memiliki banyak perbedaan, dari sikap, background, stories, dan pemikiran juga berbeda.

Kadang perbedaan suka bikin muak nggak sih? Karena ekspektasi nggak sesuai realita, ini yang jadi penyebab "kok sikap dia gitu sih? kok dia begini ya? kok kok kok" dan yang lebih ekstrim "bisa hargain gue dulu nggak?"
Inget rumus fisika dulu nggak yang aksi = reaksi, ternyata bisa diaplikasiin juga di pertemanan ini,
simpelnya, kalau mau dihargai, ya coba untuk menghargai orang terlebih dahulu.
Kalau semua hanya ingin mendapat reaksi tapi tanpa aksi, ya jangan pernah berharap.
Tapi, kalau udah mencoba untuk menghargai dengan sebaik-baiknya, 

Jawabannya cuma satu,

kita ngga bisa memaksa orang untuk selalu menjadi apa yang kita mau.

Terasa nggak adil, iya.
Semacem egois, iya.

Yah, itu lah manusia

Gue selalu beranggapan bahwa hal ini membuat diri gue jadi jauh lebih dewasa,
Menaikan level kesabaran,
dan ikhlas....

No comments:

Post a Comment